Saat menerima
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam penyelesaian sengketa Laut
Cina Selatan dengan jalan damai.
Perdana
Menteri Jepang, Shinzo Abe (kiri) dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dalam konferensi pers bersama di Istana merdeka, Jakarta, Jum'at 18
Januari 2013. (AP Photo/Achmad Ibrahim)
JAKARTA — Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dalam keterangan pers bersama Perdana Menteri Jepang Shinzo
Abe di Istana Merdeka Jakarta Jumat (18/01) menegaskan, Indonesia
berpandangan stabilitas kawasan khususnya Laut Cina Selatan, sangatlah
penting sehingga semua pihak harus memberikan kontribusi menjaga situasi
itu.
"Di Asia ini, kita ingin melihat kawasan kita ini adalah kawasan yang stabil, yang aman dan damai. Oleh karena itu kalau ada masalah, apakah itu di Laut Cina Selatan ataupun di Asia Timur, di manapun di Asia ini, maka solusinya mestinya adalah solusi yang damai. Damai itu berarti tidak menggunakan kekuatan militer dengan serta merta. Dan kemudian mengacu pada hukum-hukum internasional. Itulah posisi Indonesia," kata Presiden SBY.
Presiden juga memastikan penggunaan cara damai dalam penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan, akan menumbuhkan perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.
"Kalau kawasan kita stabil, ekonomi akan tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh, hampir pasti semua negara mendapatkan manfaat karena kesejahteraan rakyatnya akan meningkat. Itulah pandangan Indonesia dan kami akan tetap konsisten menjaga sikap dn pandangan itu," tegas Presiden.
Terkait hal itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memastikan jika dapat terciptanya perdamaian di kawasan Asia, merupakan suatu hal yang positif bagi Jepang.
"Tercapainya perdamaian di Laut Cina Selatan adalah suatu hal positif bagi Jepang dalam hal ekonomi. Kita bisa berkontribusi di kawasan yang lebih aman dan stabil, karena ini akan menjaga kepentingan Jepang dan juga menjaga perdamaian di kawasan kita," sambut PM Shinzo Abe.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menambahkan, demi penyelesaian masalah sengketa Laut Cina Selatan, pihak Jepang meminta Tiongkok juga menghormati hukum dan norma internasional terkait tata sikap di Laut Cina Selatan.
"Di Asia ini, kita ingin melihat kawasan kita ini adalah kawasan yang stabil, yang aman dan damai. Oleh karena itu kalau ada masalah, apakah itu di Laut Cina Selatan ataupun di Asia Timur, di manapun di Asia ini, maka solusinya mestinya adalah solusi yang damai. Damai itu berarti tidak menggunakan kekuatan militer dengan serta merta. Dan kemudian mengacu pada hukum-hukum internasional. Itulah posisi Indonesia," kata Presiden SBY.
Presiden juga memastikan penggunaan cara damai dalam penyelesaian sengketa Laut Cina Selatan, akan menumbuhkan perekonomian di kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.
"Kalau kawasan kita stabil, ekonomi akan tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh, hampir pasti semua negara mendapatkan manfaat karena kesejahteraan rakyatnya akan meningkat. Itulah pandangan Indonesia dan kami akan tetap konsisten menjaga sikap dn pandangan itu," tegas Presiden.
Terkait hal itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memastikan jika dapat terciptanya perdamaian di kawasan Asia, merupakan suatu hal yang positif bagi Jepang.
"Tercapainya perdamaian di Laut Cina Selatan adalah suatu hal positif bagi Jepang dalam hal ekonomi. Kita bisa berkontribusi di kawasan yang lebih aman dan stabil, karena ini akan menjaga kepentingan Jepang dan juga menjaga perdamaian di kawasan kita," sambut PM Shinzo Abe.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menambahkan, demi penyelesaian masalah sengketa Laut Cina Selatan, pihak Jepang meminta Tiongkok juga menghormati hukum dan norma internasional terkait tata sikap di Laut Cina Selatan.
0 komentar:
Posting Komentar