Sejumlah kritik dilayangkan kepada Morsi yang disebut mengkhianati revolusi yang menggulingkan mantan Presiden Hosni Mubarak.
Presiden menolak klaim oposisi yang menyebutkan berlaku tidak adil.
Malahan, dia meminta agar dilakukan dialog
nasional, dan pada Sabtu (26/1) Morsi mendesak agar para penentangnya
menghentikan kekerasan.
Dalam pesan yang disampaikan melalui Twitter,
dia meminta agar masyarakat Mesir "untuk setia kepada nilai-nilai
revolusi (dan) mengekspresikan pendapat dengan bebas dan damai".
Di Suez, pasukan tentara yang dilengkapi dengan kendaraan lapis baja berjaga di depan gedung-gedung pemerintah.
"kami telah meminta pasukan tentara untuk
mengirimkan personil di lapangan sampai kita melalui masa sulit ini,"
kata kepala keamanan negara di Suez, Adel Refaat, kepada televisi
pemerintah.
Di pusat kota Kairo, bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi dilaporkan terjadi kembali pada Sabtu (26/1).
Ekonomi memburuk
Kerusuhan terjadi di Kairo dan di 12 dari 27 provinsi yang ada di Mesir.
Sejumlah pengunjuk rasa masih berada di ibukota, dan mereka akan kembali ke rumah jika Morsi mundur dari jabatannya.
Jumat (25/1) lalu, dua tahun setelah
penggulingan Mubarak, puluhan ribu orang kembali menyuarakan
perbedaannya dengan Morsi dan pendukungnya di Ikhwanul Muslimin.
Lebih dari 450 orang terluka, menurut menteri kesehatan, dalam kerusuhan yang terjadi di 12 dari 27 provinsi di Mesir.
Tak diketahui secara pasti, bagaimana korban tewas terjadi di Suez.
Bentrokan terjadi di Alexandria dan Port Said.
Di Ismailia, membakar kantor pusat Partai Kebebasan dan Keadilan, yang merupakan kepanjangan tangan Ikhwanul Muslimin.
Oposisi liberal menuduh Morsi menjadi otokratik dan juga menyebabkan kondisi ekonomi memburuk.
Salah seorang pengunjuk rasa di Lapangan Tahrir
Kairo, Momen Asour, mengatakan dia meminta agar pemerintahan Presiden
Morsi mundur. "Kami tidak melihat apapun, tidak adanya kebebasan, tidak
ada keadilan sosial, atau upaya untuk mengatasi pengangguran, atau
investasi," kata dia.
"Kebalikannya, ekonomi memburuk."
Pengunjuk rasa yang lain, Hamoud Rashid,
mengatakan protes ini merupakan "reaksi alami kepada negara yang menjadi
lebih buruk dibandingkan ketika masa Mubarak."
"Mereka telah mencuri revolusi dari para revolusioner, dan kami disini akan mengambil kembali revolusi," kata dia.